headd

Tampilkan postingan dengan label culture. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label culture. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 April 2012

[culture] HAWU - Budaya Jawa Barat

Hi Dear kali ini aku akan membahas tentang HAWU. Untuk warga jawa barat khususnya orang sunda dan jawa, hawu sudah tak asing lagi. Namun Hawu ini juga merupakan kebudayaan yang hampir terlupakan oleh masyarakat. Awal mula ingin share in hawu adalah ketika keluarga aku lagi hgebangun rumah. Mereka mendirikan sebuah kompor yang terbuat dari batu bata dan dibawahnya ada kayu yang dibakar. Nih fotonya dear :


Nah dear apa itu hawu ? Hawu berasal dari kata awu (bahasa Jawa) yang berarti abu, sedangkan abu dalam bahasa Sunda disebut lebu. Jadi hawu adalah tempat terkumpulnya abu atau lebu. Pada masyarakat Sunda terdapat dua jenis hawu, pertama adalah bentuk hawu yang dibuat secara sederhana, dengan hanya menumpuk bata merah yang digunkan sebagai tungku. Hawu ini tidak kokoh sebab tidak dilapisi oleh adonan tanah liat sebagai perekatnya, sehingga mudah ambruk kalau terkena benturan. Jenis hawu kedua adalah hawu yang terbuat dari gerabah. Bentuknya sama seperti hawu biasa, tapi mempunyai dua lubang tempat memasak yang berjejer ke belakang atau ke samping. Hawu ini dilapisi oleh adonan tanah liat sehingga tidak mudah ambruk atau retak.


Pada zaman ini, memang sangat jarang masyarakat yang menggunakan hawu dan berpindah menggunakan kompor minyak tanah atau kompor gas. Tapi banyak juga yang masih menggunakannya di desa-desa tertentu. Menurut aku sih hawu ini lebih irit digunakan karena bahan bakarnya bukan minyak tanah yang mahal ataupun kompor gas. Tapi hanya kayu bakar dan abu saja. Cuman kurang efektif digunakan karena perlu beberapa step dulu agar nyala dan juga asap yang dihasilkanpun lebih banyak, dan lagi asapnya itu bisa membuat hitam daerah sekitarnya seperti tembok, dll. 
Namun sangat berguna, untuk keluarga aku sendiri sering menggunakannya untuk acara hajatan, saat membangun rumah,dll. Untuk acara yang membutuhkan banyak masakan tentunya hawu ini sangat berguna irit . Dan bisa digunakan di outdoor agar ga bau asap. 
Nah dear itu aja tentang hawu, don't forget this culture ya dear :)


Jumat, 13 April 2012

CULTURE - Asal Mula KAMPUNG NAGA

Dear, berikut adalah Asal Mula Kampung Naga :


Sejarah/asal usul Kampung Naga menurut salah satu versi nya bermula pada masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dengan koordinat Latitude -7.363722 dan Longitude 107.994425 , seorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Di tempat tersebut, Singaparana oleh masyarakat Kampung Naga disebut Sembah Dalem Singaparana. Suatu hari ia mendapat ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana mendapat petunjuk, bahwa ia harus mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga.

Nenek moyang Kampung Naga yang paling berpengaruh dan berperan bagi masyarakat Kampung Naga "Sa Naga" yaitu Eyang Singaparana atau Sembah Dalem Singaparana yang disebut lagi dengan Eyang Galunggung, dimakamkan di sebelah Barat Kampung Naga. Makam ini dianggap oleh masyarakat Kampung Naga sebagai makam keramat yang selalu diziarahi pada saat diadakan upacara adat bagi semua keturunannya.

Namun kapan Eyang Singaparana meninggal, tidak diperoleh data yang pasti bahkan tidak seorang pun warga Kampung Naga yang mengetahuinya. Menurut kepercayaan yang mereka warisi secara turun temurun, nenek moyang masyarakat Kampung Naga tidak meninggal dunia melainkan raib tanpa meninggalkan jasad. Dan di tempat itulah masyarakat Kampung Naga menganggapnya sebagai makam, dengan memberikan tanda atau petunjuk kepada keturunan Masyarakat Kampung Naga.



Ada sejumlah nama para leluhur masyarakat Kampung Naga yang dihormati seperti: Pangeran Kudratullah, dimakamkan di Gadog Kabupaten Garut, seorang yang dipandang sangat menguasai pengetahuan Agama Islam. Raden Kagok Katalayah Nu Lencing Sang Seda Sakti, dimakamkan di Taraju, Kabupaten Tasikmalaya yang mengusai ilmu kekebalan "kewedukan". Ratu Ineng Kudratullah atau disebut Eyang Mudik Batara Karang, dimakamkan di Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, menguasai ilmu kekuatan fisik "kabedasan". Pangeran Mangkubawang, dimakamkan di Mataram Yogyakarta menguasai ilmu kepandaian yang bersifat kedunawian atau kekayaan. Sunan Gunungjati Kalijaga, dimakamkan di Cirebon menguasai ilmu pengetahuan mengenai bidang pertanian.

Mudah-mudahan berguna ya dear big smile :)

CULTURE - Religi dan Sistem pengetahuan KAMPUNG NAGA

Nah dear berikut adalah Religi san Sistem pengetahuan Kampung Naga :



Penduduk Kampung Naga semuanya mengaku beragama Islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Artinya, walaupun mereka menyatakan memeluk agama Islam, syariat Islam yang mereka jalankan agak berbeda dengan pemeluk agama Islam lainnya. Bagi masyarakat Kampung Naga dalam menjalankan agamanya sangat patuh pada warisan nenek moyang. Umpanya sembahyang lima waktu: Subuh, Duhur, Asyar, Mahrib, dan salat Isa, hanya dilakukan pada hari Jumat. Pada hari-hari lain mereka tidak melaksanakan sembahyang lima waktu. Pengajaran mengaji bagi anak-anak di Kampung Naga dilaksanakan pada malam Senin dan malam Kamis, sedangkan pengajian bagi orang tua dilaksanakan pada malam Jumat. Dalam menunaikan rukun Islam yang kelima atau ibadah Haji, mereka beranggapan tidak perlu jauh-jauh pergi ke Tanah Suci Mekkah, namun cukup dengan menjalankan upacara Hajat Sasih yang waktunya bertepatan dengan Hari Raya Haji yaitu setiap tanggal 10 Rayagung (Dzulhijjah). Upacara Hajat Sasih ini menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga sama dengan Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri. Dapat kita saksikan sendiri, kultur Islam di Kampung Naga yang berbeda sungguh amat sangat disayangkan, karena hal itu merupakan wujud nyata penyimpangan terhadap Islam sebagai agama, terutama tentang paham melaksanakan salat lima waktu hanya sehari dalam seminggu saja.


Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka.

Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam ("leuwi"). Kemudian "ririwa" yaitu mahluk halus yang senang mengganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari, ada pula yang disebut "kunti anak" yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, ia suka mengganggu wanita yang sedang atau akan melahirkan. Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggal mahluk halus tersebut oleh masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna, Bumi ageung dan masjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung Naga.

Tabu, pantangan atau pamali bagi masyarakat Kampung Naga masih dilaksanakan dengan patuh khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkenaan dengan aktivitas kehidupannya.pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang. Misalnya tata cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah,pakaian upacara, kesenian, dan sebagainya.


Bentuk rumah masyarakat Kampung Naga harus panggung, bahan rumah dari bambu dan kayu. Atap rumah harus dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang, lantai rumah harus terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumah harus menghadap kesebelah utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang kearah Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok atau gedung (gedong).


Rumah tidak boleh dilengkapi dengan perabotan, misalnya kursi, meja, dan tempat tidur. Rumah tidak boleh mempunyai daun pintu di dua arah berlawanan. Karena menurut anggapan masyarakat Kampung Naga, rizki yang masuk kedalam rumah melaui pintu depan tidak akan keluar melalui pintu belakang. Untuk itu dalam memasang daun pintu, mereka selalu menghindari memasang daun pintu yang sejajar dalam satu garis lurus.


Di bidang kesenian masyarakat Kampung Naga mempunyai pantangan atau tabu mengadakan pertunjukan jenis kesenian dari luar Kampung Naga seperti wayang golek, dangdut, pencak silat, dan kesenian yang lain yang mempergunakan waditra goong. Sedangkan kesenian yang merupakan warisan leluhur masyarakat Kampung Naga adalah terbangan, angklung, beluk, dan rengkong. Kesenian beluk kini sudah jarang dilakukan, sedangkan kesenian rengkong sudah tidak dikenal lagi terutama oleh kalangan generasi muda. Namun bagi masyarakat Kampung Naga yang hendak menonton kesenian wayang, pencak silat, dan sebagainya diperbolehkan kesenian tersebut dipertunjukan di luar wilayah Kampung Naga.


Adapun pantangan atau tabu yang lainnya yaitu pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Masyarakat kampung Naga dilarang membicarakan soal adat-istiadat dan asal-usul kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga sangat menghormati Eyang Sembah Singaparna yang merupakan cikal bakal masyarakat Kampung Naga. Sementara itu, di Tasikmalaya ada sebuah tempat yang bernama Singaparna, Masyarakat Kampung Naga menyebutnya nama tersebut Galunggung, karena kataSingaparna berdekatan dengan Singaparna nama leluhur masyarakat Kampung Naga.

Sistem kepercayaan masyarakat Kampung Naga terhadap ruang terwujud pada kepercayaan bahwa ruang atau tempat-tempat yang memiliki batas-batas tertentu dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tertentu pula. Tempat atau daerah yang mempunyai batas dengan kategori yang berbeda seperti batas sungai, batas antara pekarangan rumah bagian depan dengan jalan, tempat antara pesawahan dengan selokan, tempat air mulai masuk atau disebut dengan huluwotan, tempat-tempat lereng bukit, tempat antara perkampungan dengan hutan, dan sebagainya, merupakan tempat-tempat yang didiami oleh kekuatan-kekuatan tertentu. Daerah yang memiliki batas-batas tertentu tersebut didiami mahluk-mahluk halus dan dianggap angker atau sanget. Itulah sebabnya di daerah itu masyarakat Kampung Naga suka menyimpan "sasajen" (sesaji).


Kepercayaan masyarakat Kampung Naga terhadap waktu terwujud pada kepercayaan mereka akan apa yang disebut palintangan. Pada saat-saat tertentu ada bulan atau waktu yang dianggap buruk, pantangan atau tabu untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang amat penting seperti membangun rumah, perkawinan, hitanan, dan upacara adat. Waktu yang dianggap tabu tersebut disebut larangan bulan. Larangan bulan jatuhnya pada bulan sapar dan bulan Rhamadhan. Pada bulan-bulan tersebut dilarang atau tabu mengadakan upacara karena hal itu bertepatan dengan upacara menyepi. Selain itu perhitungan menentukan hari baik didasarkan kepada hari-hari naas yang ada dalam setiap bulannya, seperti yang tercantum dibawah ini:

  • Muharam (Muharram) hari Sabtu-Minggu tanggal 11,14 
  • Sapar (Safar) hari Sabtu-Minggu tanggal 1,20 
  • Maulud hari (Rabiul Tsani)Sabtu-Minggu tanggal 1,15 
  • Silih Mulud (Rabi'ul Tsani) hari Senin-Selasa tanggal 10,14 
  • Jumalid Awal (Jumadil Awwal)hari Senin-Selasa tanggal 10,20 
  • Jumalid Akhir (Jumadil Tsani)hari Senin-Selasa tanggal 10,14 
  • Rajab hari (Rajab) Rabu-Kamis tanggal 12,13 
  • Rewah hari (Sya'ban) Rabu-Kamis tanggal 19,20 
  • Puasa/Ramadhan (Ramadhan)hari Rabu-Kamis tanggal 9,11 
  • Syawal (Syawal) hari Jumat tanggal 10,11 
  • Hapit (Dzulqaidah) hari Jumat tanggal 2,12 
  • Rayagung (Dzulhijjah) hari Jumat tanggal 6,20 
Pada hari-hari dan tanggal-tanggal tersebut tabu menyelenggarakan pesta atau upacara-upacara perkawinan, atau khitanan. Upacara perkawinan boleh dilaksanakan bertepatan dengan hari-hari dilaksanakannya upacara menyepi. Selain perhitungan untuk menentukan hari baik untuk memulai suatu pekerjaan seperti upacara perkawinan, khitanan, mendirikan rumah, dan lain-lain, didasarkan kepada hari-hari naas yang terdapat pada setiap bulannya.

CULTURE - KAMPUNG NAGA



Dear kali ini aku akan membahas tentang Kampung Naga. Suatu kampung sunda yang tidak terpengaruhi oleh modernisasi. Awal mula aku tertarik dengan Kampung ini adalah ketika seorang teman cerita tentang kampung naga, dimana rumah nya masih pakai rumah panggung dan benar-benar belum tersentuh sesuatu yang berbau modern. Fikirku, cool masih ada aja ternyata kampung seperti itu, apalagi di pulau jawa, yang sebagian besarnya sudah termodernisasi. Selain itu aku juga kebetulan lagi nonotn tivi (mumpung weekend) :D saat pindahin chanel ke tv one ada acara dimana si Host nya jalan-jalan ke Kampung Naga,whaa:) tentunya deh aku nonton acar itu sampai selesai. 


Nah dear, kampung naga itu sediri adalah suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat. 

Secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah Selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah Utara dan Timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Jarak tempuh dari Kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari Kota Garut jaraknya 26 kilometer. Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga yang sudah ditembok (Sunda sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai ke dalam Kampung Naga.


Menurut data dari Desa Neglasari, bentuk permukaan tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali.

Baca Juga :

CULTURE - Tari Buyung



Dear, kali ini aku akan membahas tentang Tari Buyung. Kenapa? karena di posting sebelumnya aku membahas tentang Upacara Seren Taun, dalam upacara tersebut ada sebuah tarian yang sangat unik dan sangat interesting bagi aku yaitu Tari buyung. Menurut Ibu Emalia Djatikusumah, seorang koreografer yang berdomisili di Cigugur, tarian ini memiliki gerak lembut dan nuansa alam di kala bulan purnama mengilhami lahirnya karya cipta tari yang mengisahkan gadis desa yang turun mandi dengan teman-temannya dan mengambil air di pancuran Ciereng dengan buyung. .Buyung itu sendiri adalah alat yang terbuat dari logam maupun tanah liat yang digunakan alat yang terbuat dari logam maupun tanah liat yang digunakan oleh sebagian wanita desa pada zaman dulu untuk mengambil air di sungai, danau, mata air, atau di kolam.


(Gambar : Buyung terbuat dari tanah liat)

(Gambar : Tari Buyung)

Setiap gerakan dalam tari Buyung memiliki makna yang tersirat. Menginjak kendi sambil membawa buyung di kepala (nyuhun) erat relevansinya dengan ungkapan “di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung”. membawa buyung di atas kepala sangat memerlukan keseimbangan. Hal ini berarti bahwa dalam kehidupan ini perlu adanya keseimbangan antara perasaan dan pikiran. Pergelaran tari buyung dengan formasi Jala Sutra, Nyakra Bumi, Bale Bandung, Medang Kamulan, dan Nugu Telu memiliki makna yang menyiratkan bahwa masyarakat petani Sunda adalah masyarakat yang religius. Tuhan diyakini sebagai Kausa Prima dari segala asal-usul sumber hidup dan kehidupan. Sementara manusia merupakan mahluk penghuni bumi yang paling sempurna di antara mahluk-mahluk ciptaan Tuhan lainnya.


Alam penuh dengan energi. Alam selalu bereaksi dengan tingkah laku manusia, dan ikut mempengaruhi karakter manusia. Eksistensi dalam alam makrokosmos dilihat sebagai sesuatu yang tersusun secara hierarkis. Sehingga, secara moral manusia dituntut untuk menyelaraskan hidupnya dengan alam, yaitu antara mikrokosmos (manusia) dan makrokosmos (alam raya) untuk membuahkan kesadaran mengenai penghayatan iman terhadap keagungan Tuhan Sang Maha Pencipta. Itulah makna yang tersirat dalam tari buyung.

Kamis, 12 April 2012

CULTURE - Upacara Seren Taun

         
Hi :) kali ini akku akan memebahas tentang kebudayaan asli sunda, kebetulan aku ada turunan sunda loh dear, yaa ibu aku dari sunda dan ayah aku asli jawa, jadi sunda jawa gitu :D. Di kampung halamanku sendiri ada banyak kebudayaan yang menarik, salah satunya yaitu upacara Seren Taun. Awal mula ku mengetahui upacara ini adalah ketika SMA, salah satu paman aku memainkan sebuah film drama lokal yang judulnya "Cinta di akhir Seren Taun". Filmnya bergenre romance, melow juga sih, dan banyak cuplikan mengenai kebudayaan sunda seperti batik, dan especially Upacara seren taun. Thats so cool.  Setelah aku banyak cari tau dengan buka-buka mbah google dan tanya-tanya statement temen mengenai Upacara tersebut, saya makin menyukai budaya ini.

Upacara Seren Taun itu sendiri adalah upacara adat yang merupakan budaya asli masyarakat sunda. Upacara ini ditandai dengan ungkapan syukur dan do’a masyarakat sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat Sunda. Dan lagi upacara ini sagat ramai, dan diramaikan ribuan masyarakat di daerah adanya upacara, dan bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan mancanegara. Kebudayaan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan, dan juga dengan sesama mahluk atau alam baik lewat kegiatan kesenian, pendidikan, dan sosial budaya. Dalam http://id.wikipedia.org ,Beberapa desa adat Sunda yang menggelar Seren Taun tiap tahunnya adalah:

- Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
- Kasepuhan Banten Kidul, Desa Ciptagelar, Cisolok, Kabupaten Sukabumi
- Desa adat Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor
- Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten
- Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya

      Kebetulan yang dekat dengan kampung halaman saya adalah Desa Cigugur  Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Upacara adat ini dilaksanakan pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. Saat hari pelaksanakan pastinya sangat sulit untu menghafalkan satu persatu urutan upacaranya, tetapi dijelaskan oleh http://www.disparbud.jabarprov.go.id sebagai berikut :
          Pada hari pelaksanaan, Anda akan melihat barisan peserta upacara yang berangkat bersama-sama dari sebuah lapangan terbuka ke depan Leuit Si Jimat. Barisan itu antara lain ujungan/gebotan, juru rajah, pembawa pare bapa dan pare indung, pemungut padi yang tercecer, pembawa rengkong, alat-alat lembur, dan kesenian tradisional yaitu toleat, dogdog lojor, jipeng, angklung gubrag, dan ujungan. Upacara ini dimulai dengan ‘ngukus’ (membakar kemenyan), kemudian ‘ngadiukeun pare’ (memasukkan padi ke leuit) yang dilakukan oleh Abah dan Ema Anom, pembantu utama Abah dan Istri, serta dua orang saksi. Sebuah upacara yang sangat menarik untuk dilewatkan begitu saja.

          Itulah mengenai Upacara Seren Taun, mudah-mudahan membanti research kalian ya dear :) untuk lebih legkapnya seperti etimologi, ritual, sejarah, dll. dapat anda lihat di http://id.wikipedia.org dan sumber lainnya. 

Senin, 10 Oktober 2011

what is Knopsyculite?

knopsyculite is stands from four amazing topic that really made me interested. and i always want to find it in all my life there are :

1. KNOwledge

2. PSYchology

3. CUlture

4. LITErature


From the beginning of knowledge is definitely very important for our lives and the way our lives. the psychology is surely important so we can understand the mindset and the heart of the people. culture is tell us our identity and our origin, and literature is something that make me know that lives is really beautiful so make our lives very meaningful. That's all what i say KNOPSYCULITE which I find, check it out and had fun reading :)