headd

Jumat, 13 April 2012

CULTURE - KAMPUNG NAGA



Dear kali ini aku akan membahas tentang Kampung Naga. Suatu kampung sunda yang tidak terpengaruhi oleh modernisasi. Awal mula aku tertarik dengan Kampung ini adalah ketika seorang teman cerita tentang kampung naga, dimana rumah nya masih pakai rumah panggung dan benar-benar belum tersentuh sesuatu yang berbau modern. Fikirku, cool masih ada aja ternyata kampung seperti itu, apalagi di pulau jawa, yang sebagian besarnya sudah termodernisasi. Selain itu aku juga kebetulan lagi nonotn tivi (mumpung weekend) :D saat pindahin chanel ke tv one ada acara dimana si Host nya jalan-jalan ke Kampung Naga,whaa:) tentunya deh aku nonton acar itu sampai selesai. 


Nah dear, kampung naga itu sediri adalah suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat. 

Secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah Selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah Utara dan Timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Jarak tempuh dari Kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari Kota Garut jaraknya 26 kilometer. Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga yang sudah ditembok (Sunda sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai ke dalam Kampung Naga.


Menurut data dari Desa Neglasari, bentuk permukaan tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali.

Baca Juga :
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

0 komentar:

Posting Komentar